Belajar secara umum dapat diartikan
sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan
karena pertumbuhan atau per-kembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang
sejak lahir (Trianto,2010:21). Belajar bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan.
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga
menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi dalam
diri seseorang karena danya interaksi dengan lingkungan yang disadari
(Sanjaya,2006:112). Hal tersebut juga sejalan menurut Hamdani (2010:20),
Seseorang dikatakan belajar apabila terjadi per-ubahan pada dirinya akibat
adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungannya.
Dalam belajar terdapat
prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan. Menurut Suprijono (2011: 4-5)
menyatakan bahwa ada tiga prinsip dalam belajar, yaitu : 1) Prinsip belajar
adalah perubahan perilaku yang merupakan hasil dari be-lajar; 2) Belajar
merupakan proses karena adanya dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
secara; 3) Belajar merupakan bentuk pengalaman yang terbentuk dari interaksi
peserta didik dengan lingkungannya.
Prinsip-prinsip belajar hanya
memberikan petunjuk umum tentang belajar. Belajar yang efektif sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisioanal yang ada. Menurut Thobroni dan
Mustofa (2011: 31) menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya perubahan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai
berikut :
1) Faktor yang
ada pada diri organisme yang disebut faktor individual, meliputi hal-hal
berikut:
a. Faktor
kematangan atau pertumbuhan
Berhubungan erat dengan kematangan
atau tingkat pertumbuhan organ-organ tubuh manusia. Kegiatan mengajarkan
sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinan,
potensi-potensi jasmani, dan ruhaninya telah matang.
b. Faktor
kecerdasan atau intelegensi
Berhasil atau tidaknya seseorang
mempelajari sesuatu dipengaruhi juga oleh faktor kecerdasan. Tidak semua anak
bisa menguasai mata pelajaran dan kecakapan-kecakapan tertentu.
c. Faktor
latihan dan ulangan
Dengan rajin berlatih, sering
melakukan hal yang berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki
menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam. Selain itu, akan timbul minat
terhadap sesuatu yang di-pelajari itu.
d. Faktor
motivasi
Motif merupakan pendorong bagi suatu
organisme untuk melakukan sesuatu. Sesorang tidak akan mau berusaha mempelajari
sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui pentingnya dan faedahya
dari hasil yang akan dicapai dari belajar.
e. Faktor
pribadi
Setiap manusia memiliki sifat
kepribadian yang berbeda-beda dengan manusia lainnya. Sifat-sifat kepribadian
tersebut berpengaruh dengan hasil belajar yang akan dicapai. Termasuk ke dalam
sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.
2) Faktor yang
ada di luar individu yang disebut faktor sosial, meliputi hal-hal berikut:
a. Faktor
keluarga dan keadaan rumah tangga
Suasana dan keadaan keluarga yang
bermacam-macam menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami
anak-anak. Termasuk juga faktor ada tidaknya atau ketersediaan
fasilitas-fasilitas yang diper-lukan dalam belajar.
b. Faktor guru
dan cara mengajarnya.
Sikap dan kepribadian guru, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan
pengetahuan kepada peserta didik turut menentukan hasil belajar yang akan
dicapai.
c. Faktor
alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar.
Sekolah yang memiliki peralatan dan
perlengkapan yang di-perlukan dalam belajar ditambah guru yang berkualitas akan
mem-permudah dan mempercepat belajar anak-anak.
d. Faktor
lingkungan dan kesempatan dan tersedia.
Seorang anak yang memiliki
intelegensi yang baik, dari keluarga yang baik, bersekolah di sekolah yang
keadaan guru-guru dan fasilitas-nya baik belum tentu pula dapat belajar dengan
baik. Ada faktor yang mempengaruhi hasil belajarnya, seperti faktor lingkungan
dan kesempat-an yang tersedia bagi individu.
e. Faktor
motivasi sosial.
Motivasi sosial dapat berasal dari
orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar, motivasi dari orang
lain, seperti dari tetangga, sanak-saudara, teman-teman sekolah dan teman
sepermainan.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan
bahwa belajar merupakan proses yang ditandai dengan 1) adanya perubahan tingkah
laku individu; 2) perubahan tersebut bersifat permanen; 3) perubahan tingkah
laku tersebut karena adanya suatu pengalaman sebagai akibat dari interaksi
antar individu dan lingkungan. Jika unsur-unsur di atas dapat saling mendukung
maka kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik. Selain itu keberhasilan
suatu proses belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar. Faktor kondisional banyak memberikan pengaruh terhadap keberhasilan
belajar. Secara lebih rinci faktor kondisional tersebut dapat dikategorikan ke
dalam faktor eksternal yang berada di luar individu dan faktor internal yang
berasal dari dalam diri individu. Faktor-faktor tersebut harus dikondisikan
agar diperoleh hasil belajar yang optimal.
Unsur-unsur Belajar
Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya
terdapat unsur yang saling kait mengkait sehingga menghasilkan perubahan
perilaku. Menurut Gagne (dalam Rifa’i dan Anni, 2009:84) adalah sebagai
berikut:
1. Peserta
didik.
Istilah peserta didik dapat
diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang sedang
melakukan kegiatan belajar. Peserta didik memiliki organ yang digunakan untuk
menangkap rangsangan.
2. Rangsangan
Peristiwa yang merangsang pengindraan peserta didik juga disebut stimulus. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang. Agar peserta didik mampu belajar secara optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus yang dimiati.
Peristiwa yang merangsang pengindraan peserta didik juga disebut stimulus. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang. Agar peserta didik mampu belajar secara optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus yang dimiati.
3. Memori
Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya.
Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya.
4. Respon
Merupakan tindakan yang sedang dihasilkan dari aktualisasi memori. Peserta didik yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam peserta didik di-amati pada akhir proses belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performance)
Merupakan tindakan yang sedang dihasilkan dari aktualisasi memori. Peserta didik yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam peserta didik di-amati pada akhir proses belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performance)
Dari uraian di atas disimpulkan
bahwa unsur-unsur belajar mengandung empat komponen yaitu: 1) peserta didik; 2)
rangsangan; 3) memori; dan 4) respon. Kegiatan belajar akan memunculkan
aktivitas belajar yang terjadi pada diri pesrta didik apabila terdapat
interaksi antara stimulus baru dengan memori yang dimiliki sehingga
menghasilkan respon yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar